Thursday, 28 February 2019

Pasti Dapat Hindari 3 Hal Ini, Pastikan Tiba Ke Sekolah Untuk Mencari Ilmu!

Hindari 3 hal ini, pastikan tiba ke sekolah untuk mencari ilmu! - Sebagai seorang siswa yang baik, anda bertanggungjawab terhadap diri sendiri maupun orangtua di rumah. Oleh lantaran itu anda perlu memastikan, tiba ke sekolah bertujuan untuk mencari ilmu. Dan itu ialah amanah dari orangtua anda.

 pastikan tiba ke sekolah untuk mencari ilmu PASTI BISA Hindari 3 Hal Ini, Pastikan Datang ke Sekolah untuk Mencari Ilmu!
Ilustrasi berguru di sekolah untuk mencari ilmu (pexels.com)

Belajar mencari ilmu itu memang berat. Capek, bahkan ngantuk duduk di dingklik sekolah dari pagi hingga sore. Mengikuti banyak sekali acara belajar. Kadang-kadang disertai dengan kiprah dari guru yang tidak sedikit.

Tapi ketahuilah, ilmu itu akan terasa keuntungannya sesudah anda berguru hari ini. Ilmu yang didapat di dingklik sekolah, hari esok akan menolong anda menjalani kehidupan sehari-hari.

Jangan ragu untuk menciptakan keputusan, bahwa anda sekolah hanya untuk mencari ilmu, bukan yang lain. Untuk mendukung keputusan anda tersebut,, hindari hal-hal berikut ini:

1.Pergi ke sekolah ‘mencairkan’ uang jajan

Orangtua niscaya membekali anda dengan uang jajan. Kalau tidak bersekolah, anda tidak akan menerima uang jajan dari orangtua. Oleh lantaran itu, memaksakan diri untuk tiba ke sekolah demi ‘mencairkan’ uang jajan ialah tindakan sia-sia.

Kenapa sia-sia? Hal itu akan mendorong anda untuk malas belajar. Boleh jadi anda akan berpura-pura pergi sekolah di depn orangtua namun tidak hingga ke tujuan. Atau anda tetap ke sekolah tapi mangkir berguru dan ngobrol di kantin atau keluyuran di daerah lain.

2.Pergi ke sekolah untuk mencari teman

Di sekolah banyak teman. Kalau tidak tiba ke sekolah, tidak ada sahabat di rumah. Sebab belum dewasa seusia anda sedang bersekolah semuanya. Dari pada kehilangan sahabat di rumah, anda paksakan juga untuk tiba ke sekolah.

Sikap ini juga perlu dihindari sehingga anda tiba ke sekolah hanya untuk belajar, mencari ilmu yang berkhasiat untuk kehidupan di masa depan.

3.Pergi ke sekolah sekadar mencari nilai

Hindari tiba ke sekolah hanya sekadar untuk mencari nilai bagus. Kalau hanya nilai elok semata, anda akan terjebak untuk melaksanakan cara-cara yang tidak elok untuk memperoleh nilai tersebut.

Boleh jadi nilai yang anda peroleh memang bagus, tetapi tidak akan banyak menolong diri anda kelak dikemudian hari.
Demikian beberapa hal yang perlu anda hindari untuk tiba ke sekolah. Sebaliknya pastikan diri anda untuk tiba ke sekolah untuk mencari ilmu sehingga anda sanggup berguru dengan baik. 

Pasti Dapat Antara Nasibku Dan Nasibmu Kini

Lalu lintas padat merayap tatkala memasuki area pasar tradisional. Kendaraan roda dua maupun roda empat terjebak dalam rangkaian kemacetan dari dua arah yang berlawanan. Masing-masing pengemudi dan pengendara hendak berusaha untuk membebaskan diri dari kemacetan.

 merayap tatkala memasuki area pasar tradisional PASTI BISA Antara Nasibku dan Nasibmu Kini
Ilustrasi ibu dan anak (pexels.com)

Namun perjuangan itu seakan sia-sia lantaran jalan raya menjadi sempit oleh kendaraan yang parkir seenaknya di kiri dan kanan jalan.

Anak sekolah dan pegawai yang bertugas sudah tidak sabaran berada dalam kemacetan. Khawatir akan terlambat hingga di sekoalh. Kalau terlambat hingga di sekoalh akan mendapat sanksi.

Rikasari, seorang ibu muda nampak duduk damai di belakang stir sebuah kendaraan beroda empat mewah. Ia sudah terbiasa berada dalam perangkap kemacetan setiap melewati pasar tradisional itu.

Sayup-sayup terdengar bunyi pedagang kaki lima meneriakan barang dagangannya.

“Dipilih dipilih, sayang anak sayang anak,
kemarilah buk, kemarilah pak
yang punya anak kecil.”

“Mama.., ntar Chika dibelikan mainan ya, ma?” ujar seorang bocah kecil yang duduk di sebelah kiri Rikasari. Chika setengah merengek tatkala mendengar bunyi pedagang mainan.
“Iya, sayang…” sahut Rikasari tenang.

Sebagai single parent, Rikasari sangat mencintai putri semata wayang buah hati perkawinannya dengan almarhum suaminya, Suradi. Itu sebabnya mengapa ia belum berkeinginan mencari pengganti dan tetapkan untuk membesarkan Chika.

Setelah berhasil lolos dari kemacetan jalan yang membelah pasar, ibu muda itu memarkir mobilnya di halaman sebuah rumah penduduk di pinggiran pasar.

“Hm, Chika mau mainan apa, sayang?” tanya Rikasari seraya membimbing anaknya memasuki pasar.

“Helikopter, ma…”

Rikasari menyeruak keramaian pasar menuju arah bunyi pedagang penjual mainan anak. Makin usang teriakan pedagang mainan terdengar makin keras. Rikasari dan anaknya hingga pada pedagang penjual mainan anak.

Sejenak Rikasari memperhatikan pedagang mainan anak itu. Ia mengenakan rayben hitam. Topi lebar yang menutupi kepala menciptakan sosok pedagang mainan itu menjadi tidak jelas.

Sementara itu Budiman, sang pedagang mainan anak itu cukup kaget ketika di balik rayben hitamnya melihat ibu muda dan anaknya sudah bangun mendekati dagangannya. Hatinya berdegup kencang. Kenapa tidak? Budiman sangat mengenal sosok ibu muda itu meskipun sudah hampir sepuluh tahun tidak bertemu.

Dari tadi Budiman berusaha untuk damai dan terus meneriakan mainan anak barang dagangannya. Ia berusaha berpura-pura tidak mengenal sosok di hadapannya. Berusaha biar Rikasari, perempuan yang pernah akrab dengannya semasa kuliah dulu, tidak mengenalnya.

“Bang, ada mainan helikopter nggak?” tanya Rikasari tanpa menoleh, melainkan mencari-cari mainan helikopter di tengah tebaran mainan anak yang ada di lapak sederhana itu.

“Oh, ada, buk…” sahut Budiman agak gugup, Setelah mengambil sebuah mainan helikopter, Budiman menyerahkannya pada Rikasari.

“Berapa harganya, bang?”

“Tiga puluh ribu saja,  buk..”

“Kemahalan…”

“Oh, Itu sudah harga biasa, buk.”

“Boleh dikurang tidak, bang?”

“Khusus buat anak ibuk yang cantik itu, bayar duapuluh lima ribu saja, buk……”

Kalimat Budiman tergantung di udara. Tak sengaja rayben hitam yang dikenakannya terjatuh dikala mengepak mainan helikopter.

Dengan cepat Budiman memungut kembali raybennya. Namun apa hendak dinyana, Rikasari sempat melirik raut wajah pedagang mainan anak itu.

Rikasari kaget ketika melihat sosok penjual mainan anak itu. Rasanya ia pernah mengenal pedagang mainan anak ini. Ia, tak salah lagi. Lelaki itu yaitu Budiman, lelaki yang dikenalnya semasa kuliah dulu.

“Maaf, ini Bang Budiman…?” tanya Rika coba menebak.

Budiman tersedak. Terpaksa mengangguk, mengakui tebakan Rikasari benar.

Kini Budiman merasa kedoknya sudah terbuka. Oleh alasannya itu ia tak mungkin mengelak lagi. Kemudian membuka rayben dan topi lebarnya.

“Masyaallah, bang….Allah telah mempertemukan kita kembali di pasar ini,” ujar Rikasari sendu.

******

Budiman segera menutup dagangannya sesudah Rikasari meminta waktu untuk ngobrol. Kemudian mereka mampir di lapak es cendol tak jauh dari lapaknya.

“Nasib kakak kurang beruntung, Rika…” ujar Budiman.

“Maksud abang?”

“Setelah final kuliah, kakak tidak berhasil mendapat pekerjaan layak. Akhirnya terpaksa jadi pedagang mainan anak…,”

“Tapi kakak masih beruntung dari saya,” potong Rikasari.

“Kenapa?”

“Saya hanya jadi ibu rumah tangga final kuliah dan kini….” Suara Rikasari memarau.

“Kini bagaimana, Rika?”

“Saya kini single parent, papanya Chika meninggal dunia setahun lalu.”

“Maaf Rika, kakak tidak bermaksud membuka kesedihanmu…”

“Tidak apa-apa, bang…Bagaimana keadaan kakak sekarang?” Rikasari mengalihkan persoalan.

Budiman menghela nafas.

“Seperti yang kau lihat sekarang..”

“Keluarga abang?”

Budiman tersedak dan batuk dikala meneguk es cendol di gelasnya.

“Abang belum berkeluarga, Rika.” sahut Budiman kemudian.

 “Oh ya, kapan-kapan kakak mampir ke rumah saya ya, bang…”

“Bila ada waktu kakak akan mampir. Mudah-mudahan pekan depan kakak berdagang lagi di pasar ini dan mampir ke rumahmu, “ kata Budiman.

Kemudian Rikasari pamit. Menghilang di tengah keramaian pasar. Sementara Budiman nampak terduduk di kursi panjang lapak es cendol. Ada rasa hiba di hati Budiman mengenang dongeng Rikasari.  

Pasti Dapat Siswa Terima Rapor Tengah Semester Bersama Orangtua

Siswa terima rapor tengah semester bersama orangtua – Siswa UPT SMPN 2 Lintau Buo telah mendapatkan hasil berguru Tengah Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019.. Laporan hasil berguru siswa merupakan evaluasi paruh semester, termasuk evaluasi yang diadakan awal Oktober lalu.

Siswa terima rapor tengah semester bersama orangtua PASTI BISA Siswa Terima Rapor Tengah Semester Bersama Orangtua
Kepala sekolah, Fauzi, S.Pd  memberikan sambutan di hadapan orangtua siswa menjelang terima rapor (Hadi R./matrapendidikan.com)

Buku Rapor hasil berguru siswa diterima oleh orangtua siswa dari masing-masing wali kelas, Sabtu (03/11).

Seperti laporan kontributor matrapendidikan.com, Hadi Rahim, sekitar dua ratusan orangtua siswa berkumpul di aula darurat UPT SMPN 2 Lintau Buo. Pertemuan antara pihak sekolah dengan orangtua murid juga dihadiri oleh Ketua Komite Sekolah, Maisal.

Dari sambutan kepala sekolah dan komite sekolah sanggup disimpulkan bahwa di SMPN 2 Lintau Buo masih berlaku dua kurikulum pendidikan, yakni kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII dan VIII. Sedangkan kelas IX masih memakai kurikulum 2016.

Rapor yang diterima siswa kelas IX merupakan hasl murni ujian mid semester yang dilaksanakan awal Oktober. Sedangkan untuk kelas VII dan VIII rapor hasil belajarnya meliputi banyak sekali aspek.

Siswa terima rapor tengah semester bersama orangtua PASTI BISA Siswa Terima Rapor Tengah Semester Bersama Orangtua
Wali murid siswa mendengar gosip perihal nilai, perilaku dan tingkah laris serta porogram sekoalh (Hadi.R/matrapendidikan.com)

Proses pengolahan hingga pencetakan nilai siswa kelas VII dan VIII memerlukan waktu yang cukup panjang. Sehingga antara ulangan tengah semester dan penerimaan rapor tengah semester sedikit terlambat.

Selain membicarakan hasil berguru siswa, juga mengetengahkan gosip mengenai perkembangan perilaku dan tingkah laris anak didik di kala zaman now! Pihak sekolah mengharapkan pertolongan orangtua murid untuk mengawasi anak selama berada di rumah.

Sekolah ketika ini sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas proses pendidikan yang selama ini pernah diraih sebelumnya. Oleh lantaran itu semua komponen, mulai dari kepala sekoalh, majelis guru, orangtua murid dan komite sekoalh perlu bekerja sama untuk mewujudkan harapan tersebut.

Pasti Sanggup Menakjubkan, 5 Manfaat Mendapatkan Rapor Anak Bersama Orangtua

Menakjubkan, 5 manfaat mendapatkan rapor anak bersama orangtua – Kedatangan orangtua murid ke sekolah tidak selalu alasannya usul mengadakan rapat komite sekolah. Namun akhir-akhir ini lebih sering alasannya ada usul untuk mendapatkan rapor hasil mencar ilmu anak.

 manfaat mendapatkan rapor anak bersama orangtua PASTI BISA Menakjubkan, 5 Manfaat Menerima Rapor Anak Bersama Orangtua
Orangtua murid ketika mendapatkan rapor hasil mencar ilmu anak (doc.matrapendidikan.com)

Biasanya pihak sekolah mengundang orangtua murid untuk mendapatkan rapor semester, tengah semester bahkan hasil mencar ilmu ulangan harian. Seperti diinfokan blog ini, kemaren orangtua murid mendapatkan rapor tengah semester.
Undangan pihak sekolah untuk mendapatkan rapor hasil mencar ilmu anak patut menjadi perhatian sekaligus dipenuhi oleh orangtua tua. Apa manfaat orangtua mendapatkan rapor anak di sekoalh? Simak uraian berikut ini:

1.Mendapat gosip pribadi perkembangan anak

Orangtua murid yang memenuhi usul pihak sekoalh akan menerima gosip secara pribadi mengenai perkembangan anak. Perkembangan anak dimaksud antara lain;  hasil belajar, perilaku dan tingkah laris anak.

Selain itu orangtua murid juga sanggup membandingkan perilaku dan tingkah laris anak di rumah dan selama berada mencar ilmu di sekolah. Orangtua akan memperoleh citra perilaku dan tingkah laris anak selama berada di sekolah. Informasi detail ini akan diperoleh dari wali kelas/guru kelas.

2.Mengetahui kegiatan dan kebijakan sekolah

Manfaat lain kedatangan orangtua murid untuk mendapatkan rapor hasil mencar ilmu anak yaitu memperoleh gosip program, kebijakan dan kemajuan sekolah. Informasi  ini biasanya diperoleh melalui pimpinan sekolah dan komite sekolah ketika pertemuan paripurna seluruh orangtua, pimpinan sekolah dan komite sekolah.

3.Meningkatkan peranan orangtua dalam pendidikan anak

Saat mendapatkan rapor anak di sekolah, orangtua akan memperoleh gosip wacana hasil mencar ilmu anak. Orangtua mempunyai tugas dalam menindaklanjuti hasil mencar ilmu anak, sekaligus perilaku serta tingkah laris anak.

Boleh jadi orangtua akan menunjukkan semacam reward (penghargaan) terhadap anak yang memperoleh hasil mencar ilmu memuaskan. Sebaliknya, akan meningkatkan pengawasan terhadap anak selama berada di rumah.

4.Menambah wawasan orangtua wacana pendidikan terkini

Orangtua murid akan mendapatkan gosip dan pengetahuan terbaru mengenai perkembangan pendidikan di sekolah. Apalagi ketika ini sering terjadi perubahan-perubahan mendadak terhadap peraturan dan kebijakan dalam dunia pendidikan.

Dengan menghadiri kegiatan penerimaan rapor hasil mencar ilmu anak, orangtua murid akan sanggup mengupdate semua itu secara pribadi dan cepat dari pihak sekolah.

5.Bertemu dengan almamater

Tidak sedikit orangtua yang tiba ke sekolah untuk mendapatkan rapor anak dalam nuansa reuni dengan almamaternya. Orangtua murid bertemu kembali dengan sekolah tempatnya mencar ilmu dulu dan guru yang mengajarnya.

Kenyataan menyerupai itu biasanya berdampak akan meningkatkan partisipasi dan bantuan orangtua murid dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Kenapa? Orangtua murid dulu mencar ilmu di sekolah itu, kini giliran anaknya.
Demikianlah 5 manfaat menakjubkan bagi orangtua murid untuk mendapatkan hasil mencar ilmu anak di sekolah.

Pasti Dapat Masyarakat Nagari Taluk Antusias Sambut Tds 2018 Etape 1

Masyarakat nagari taluk antusias sambut tds 2018 etape 1 – Ratusan masyarakat Kenagarian Taluk dan sekitarnya sudah berkumpul di Simpang Tugu Sitangkai, Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanah Datar semenjak pagi hari. Meskipun sempat diguyur hujan namun antusias masyarakat tidak surut untuk menunggu dengan sabar.

Masyarakat nagari taluk antusias sambut tds  PASTI BISA Masyarakat Nagari Taluk Antusias Sambut TdS 2018 Etape 1
Rombongan pebalap memasuki tikungan tajam di Tugu Simpang Tiga Sitangkai (matrapendidikan.com)

Pasalnya, Simpang Tugu Sitangkai bakal dilewati oleh sekitar dua ratus lebih pebalap dalam event Tds (Tour de Singkarak) 2018 Etape 1. Masyarakat ingin tau untuk menyaksikan agresi pebalap-pebalap sepeda, khususnya di penurunan berliku dan tikungan tajam, persis di Tugu Simpang Tiga Sitangkai.

Antusiasme masyarakat dalam menyaksikan rombongan pebalap TdS 2018 Etape 1 juga telah berdampak terhadap perekonomian warga di sekitar Simpang Tugu Sitangkai.

Baru sekitar pukul dua belas siang, dua pebalap mancanegara mulai tampak menuruni jalan penurunan. Kemudian diikuti oleh pebalap dalam negeri serta iring-iringan pebalap menuruni jalan dan menikung ke kanan di tikungan  tajam Tugu Sitangkai menuju arah finish di Muaro, Sijunjung.

Masyarakat nagari taluk antusias sambut tds  PASTI BISA Masyarakat Nagari Taluk Antusias Sambut TdS 2018 Etape 1
Inilah pebalap terdepan di penurunan jelang Tugu Simpang Tiga Sitangkai (matrapendidikan.com)

Suara riuh diiringi tepuk tangan menyambut para pebalap, dari dalam dan luar negeri, yang tengah konsentrasi mengendalikan sepeda tunggangan di jalan menikung. Iring-iringan pebalap dalam kecepatan tinggi menandai akan berakhirnya TdS melewati Sitangkai Taluk.

Namun satu atau dua pebalap masih tertinggal di belakang. Bahkan seorang pebalap (luar negeri) di bab paling belakang, sempat mengalami selip dan nyaris menubruk kedai.  Namun pebalap tersebut masih sanggup mengendalikan sepeda tunggangannya.

Untung pebalap tersebut selamat dan melanjutkan genjotan pedal sepedanya untuk menyusul rekan-rekannya yang telah jauh di depan.

Seperti diketahui, TdS 2018 Etape 1 menempuh jarak 140,5 km dari Kota Bukittinggi menuju Muaro, ibu kota Kabupaten Sijunjung. Diikuti oleh pebalap dalam negeri dan luar negeri dari 14 negara.

Wednesday, 27 February 2019

Pasti Dapat Perjalanan Panjang (Bagian Pertama)

Rusdi merasa lega ketika memasuki wilayah Simawang. Kondisi jalan sudah menurun dan berliku-liku. Dengan begitu motor yang membawa Rusdi dan istrinya meluncur dengan santai. Sesaat lagi ia akan hingga di pasar Ombilin. Setelah itu ia akan melewati jalan raya Lintas Sumatera tanpa pendakian, menuju kampung halamannya.

 merasa lega ketika memasuki wilayah Simawang PASTI BISA Perjalanan Panjang (Bagian Pertama)
Ilustrasi perjalanan panjang (pixabay.com)

Motor bebek Rusdi tak perlu lagi mengeluarkan tenaga dalamnya, untuk membawanya hingga ke Sumani. Di pertigaan jalan pinggiran Danau Singkarak, Rusdi membelok ke kiri dengan kecepatan lebih sedikit dari kecepatan orang berlari.

Yang lebih lega lagi Salmina, istrinya yang duduk membonceng di belakang, Kenapa tidak? Panggulnya terasa pegal saking lamanya duduk hening di jok belakang  Selama perjalanan ia tidak sanggup bergerak bebas sebab jok motor kelewat pendek untuk diduduki pengendara dan pembonceng.

Bagi Salmina, perjalanan ke kampung suaminya ini terasa panjang meskipun jarak tempuh tidak terlalu jauh. Namun apa hendak dikata, perjalanan panjang itu harus dilalui dengan sabar.

Salmina tidak sanggup berbicara apa-apa kepada suaminya. Lidahnya seakan tergigit ketika hendak mengusulkan kepada suaminya untuk menggantinya dengan motor baru. Ia paham dengan keadaan dimana anak-anaknya ketika ini sedang membutuhkan uang banyak untuk kelanjutan pendidikan mereka.

Ada yang masih duduk di dingklik Sekolah Menengah Pertama dan SMA. Bahkan dua orang anak menduduki dingklik kuliah. Untung satu orang, si sulung sudah menamatkan kuliahnya dan sudah bekerja di swasta.

Bagi Rusdi, motor jenis bebek keluaran 1996 itu menciptakan ia nyaman untuk mengendarainya setiap bepergian bersahabat maupun jauh. Jarang mogok dan ekonomis materi bakar. Seakan motor belibis itu mengerti keadaan pemiliknya sehingga berkelakuan baik, tidak menguras isi dompet..

Saat ini biaya reperasi kendaraan bermotor roda dua tidak terbilang murah. Begitu pula harga materi bakar minyak (BBM) naik tiap sebentar. Dua poin ini sering menciptakan pemilik kendaraan mengeluh.

Memang, usia sepeda motor bebek yang sering menemani Rusdi dan istrinya itu  tidak terbilang muda lagi. Tenaganya sudah jauh berkurang.  Tak sanggup dikebut semoga lebih cepat hingga ditujuan tatkala dipakai untuk  bepergian.

Ketika mendaki tanjakan tenaganya tidak sanggup diandalkan lagi. Apalagi ditanjakan cukup tajam. Kecepatannya nyaris sama dengan orang berjalan kaki. Itu pun harus memakai gear tarik untuk menghadapi tanjakan tajam.

Namun yang lebih penting bagi Rusdi, ia dan istrinya yang membonceng di belakang hingga ke tujuan, meskipun dalam waktu cukup lama. Biar lambat asal selamat. (Bersambung)

Pasti Dapat Menciptakan Sala Lauak, Siapa Berani Mencoba?

Membuat sala lauak, siapa berani mencoba? – Jika anda bepergian ke kawasan Pariaman dan sekitarnya. Tentu akan bertemu dengan penganan jensi gorengan yang satu ini, Sala Lauak. Biasanya, gorengan sebesar ibu jari atau bola pingpong ini terbuat dari materi seperti; tepung beras, ikan (teri) serta bumbu lainnya.

 Jika anda bepergian ke kawasan Pariaman dan sekitarnya PASTI BISA Membuat Sala Lauak, Siapa Berani Mencoba?
Sala lauk atau sala lauk gorengan khas kawasan Pariaman (matrapendidikan.com)

Sekarang akan kami sajikan Sala Lauak (Lauk) dari materi singkong. Penganan gorengan yang disajikan ini merupakan buatan istri admin sendiri.

Istri admin berasal dari kawasan Pariaman dan menghabiskan waktunya di rantau. Bertugas sebagai seorang ASN (Aparatur Sipil Negara) Guru. Meskipun menghabiskan waktu di rantau, ia masih gemar menciptakan masakan khas kawasan Pariaman.

Sate misalnya, ialah masakan khas Pariaman yang sudah populer di seantero nusantara. Orang mengenal masakan ini dengan Sate Piaman. Ketika lebaran, istri admin selalu menciptakan masakan khas Pariaman ini.

Sate Piaman Lamak rasonyo, begitu suara sebaris lagu lawas yang berjudul Sate Piaman.

Selain masakan sate ada juga jenis gorengan yang disebut Sala Lauak. Sala artinya gorengan dan lauak artinya ikan. Kalau digabung kedua kata tersebut, secara harfiah menjadi gorengan ikan.

Goreng ikan yang sering kita kenal ialah lauk teman makan nasi. Akan tetapi untuk dijadikan penganan, Sala Lauk sudah dicampur dengan materi dan bumbu lain.

Lazimnya sala lauk ini terbuat dari materi utama tepung beras. Namun istri aku  sering membuatnya dari materi singkong. Kebetulan sekitar rumah banyak singkong sehingga tidak perlu dibeli.

A.Bahan-bahan yang diperlukan

Bahan utama sala lauak ialah singkong dan ikan teri. Singkong diparut dan dibuang airnya. Sedangkan ikan teri digiling halus.

Selain materi di atas juga terdapat banyak sekali materi sebagai bumbu dapur seperti;  kunyit, daun kunyit, jahe, lengkuas, bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe rawit dan daun seledri.
Bahan dan bumbu sala lauak dibuat menjadi adonan. Kemudian dibuat bulatan-bulatan sebesar ibu jari biar gampang digoreng. Jika materi utamanya tepung beras, bulatan-bulatan untuk digoreng boleh lebih besar. Misalnya sebesar bola pingpong alasannya gabungan tepung beras sedikit lembut dari gabungan singkong parut.

B.Cara membuatnya

-Haluskan bumbu menyerupai jahe, lengkuas, kunyit, cabe merah, bawang merah, bawang putih dan cabe hijau.

-Kemudian daun kunyit dan seledri diiris tipis serta ditaburkan di atas gabungan singkong parutan.

-Aduk kembali gabungan singkong, ikan teri dan bumbu yang sudah dihaluskan. Kemudian bentuk bulatan-bulatan sebesar ibu jari atau lebih. Namun alasannya materi singkong  akan memadat bila digoreng cukup sebesar ibu jari saja.

-Terakhir, goreng bulatan sala lauak hingga warna luarnya menguning kecoklatan.

Demikianlah informasi Sala Lauak Pariaman dengan tekstur renyah dan citarasa unik untuk pengunjung blog matrapendidikan.com.

Pasti Dapat Perjalanan Panjang (Bagian Kedua)

Setelah membelok ke kiri, Rusdi melewati jembatan Ombilin. Jembatan yang cukup panjang dan lebar. Rusdi sanggup menoleh ke kanan untuk menyaksikan jembatan kereta api dengan latar keindahan alam danau Singkarak.

 Rusdi sanggup menoleh ke kanan untuk menyaksikan jembatan kereta api dengan latar  PASTI BISA Perjalanan Panjang (Bagian Kedua)
Ilustrasi cerbung perjalan panjang (pixabay.com)

Di ujung jembatan, jalan raya melintas sepasang rel kereta api. Rusti sedikit ekstra hati-hati mengendarai motornya. Pasalnya posisi jalan raya yang serong kanan melintasi rel kereta api rentan menciptakan ban kendaraan roda dua selip.

Tiba-tiba pegangan tangan Rusdi terasa bergetar. Ada sesuatu yang tidak beres telah terjadi dengan ban motor sehingga jalannya motor tidak stabil.

Rusdi segera meminggirkan motornya. Sejenak menukikkan pandangan ke bab bawah velg motor. Ternyata ban motornya sudah kempes.

“Sepertinya bannya kempes, mas…” ujar Salmina seraya turun dari jok. Berdiri agak ke pinggir.

“Iya, tadi mas lupa menambah angin benennya, apalagi ban belakang nyaris botak,” sahut Rusdi seraya turun dari motor dan mematikan mesinnya. Kemudian memasang standar bangun motornya.

“Numpang tanya, pak…Dimana daerah tempel benen terdekat, ya pak?” Rusdi bertanya pada pria setengah baya yang kebetulan lewat di daerah itu

“Oh, sekitar dua ratus meter lagi dari sini, pak…” sahut orang itu seraya menunjuk ke arah selatan jalan raya.

“Terima kasih, pak.”

“Iya, “ Pria itu mengangguk.

Rusdi memandang istrinya sejenak.

“Mina, kau tunggu mas di depan kedai itu,” ujar Rusdi menunjuk warung di seberang jalan.

“Ya, mas.” sahut Salmina seraya menoleh ke kiri dan kekanan jalan dan lalu menyeberang jalan.

Sementara itu Rusdi segera menyalakan motor. Tetapi ia bukan untuk mendorong motornya menuju daerah tempel benen. Melainkan menaiki motor dengan kondisi ban sedang kempes. Memang, motor terasa tidak stabil dan tidak yummy dikendarai.

Rusdi menemukan daerah tempel benan yang dicarinya. Menyeberang kalan ke sebelah kanan. Setelah bercakap-calkap dengan tukang tempel benen, Rusdi meninggalkan daerah itu. Berjalan kaki menuju warung dimana Salmina tadi menunggu.

“Motornya tidak ditunggui, mas?” tanya Salmina.

“Tidak apa-apa, kita serahkan saja pada tukang tambal benen,” sahut Rusdi.

“Nanti dicurangi oleh tukang tambal benen, mas.”

“Biar aja, Mina. Dia juga yang berdosa.”

Rusdi dan salmina mencari daerah duduk di sebelah warung. Di bawah pohon perindang di pinggir danau terdapat dingklik panjang daerah duduk.

Danau Singkarak terlihat beriak-riak kecil di tiup angin siang. Danau terluas kedua di Pulau Sumatera ini nampak membiru dengan latar belakang gugusan bukit barisan di sebelah barat.
Tiba-tiba Rusdi teringat masa sekolah dulu dimana ia dan teman-temannya sering mengelilingi danau Singkarak memakai sepeda…. (Bersambung)

Pasti Dapat Mengobarkan Semangat Berjuang Dalam Menghadapi Aneka Macam Kesulitan

Mengobarkan semangat berjuang dalam menghadapi banyak sekali kesulitan – Setiap insan niscaya akan menghadapi kesulitan dalam hidup dan kehidupannya. Kesulitan itu dialami secara individu maupun kelompok atau lembaga. Namun demikian tidak seorang pun atau kelompok mana pun yang mau mengalah dengan segala kesulitan yang dihadapinya.

Mengobarkan semangat berjuang dalam menghadapi banyak sekali kesulitan PASTI BISA Mengobarkan Semangat Berjuang dalam Menghadapi Berbagai Kesulitan
Optimisme hadapi kesulitan hidup (pexels.com)

Seorang siswa misalnya, akan menghadapi kesulitan dalam menjalani proses berguru di sekolah maupun di rumah. Siswa perlu berjuang dengan penuh semangat untuk menghadapi kesulitan tersebut  biar cita-citanya tercapai.

Begitu pula seorang guru, sudah niscaya akan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Kesulitan menuntaskan manajemen perangkat mengajar. Atau mengalami hambatan menghadapi akseptor didik yang notabene hidup di zamanNow!

Sebuah keluarga, sebagai unit terkecil anggota masyarakat tak luput dari kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berbagai bentuk kesulitan yang dialami oleh kepala keluarga dan anggotanya.

Kesulitan dalam memenuhi atau mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam hidup dibutuhkan banyak sekali kemudahan yang dibeli atau dibayar dengan uang. Dalam memenuhi hal tersebut sering mengalami kesulitan. Antara pemasukan dan pengeluaran keuangan tidak lagi seimbang.

Selain itu, kesulitan yang tak kalah penting yaitu menghadapi anak, istri atau suami. Seorang ayah kesulitan menghadapi anak dan istrinya. Begitu pula seorang istri mengalami dilema dalam menghadapi anak dan suaminya.

Lembaga pendidikan sekolah juga sering menghadapi banyak sekali kesulitan. Kepala sekolah sebagai pimpinan, tak luput dari banyak sekali kesulitan. Kesulitan dalam menghadapi keterbatasan yang ada di sekolah.

Kesulitan menghadapi permasalahan terbatasnya anggaran dana, sarana dan prasarana penunjang kelancaran pendidikan. Juga mengalami kesulitan menghadapi rekan kerja dan akseptor didik serta warga sekolah lainnya.

Untuk menghadapi kesulitan secara individu atau kelompok menyerupai dipaparkan di atas, dibutuhkan semangat menyala. Semangat berjuang untuk menghadapi kesulitan sehingga sanggup teratasi dengan baik.
Untuk mengobarkan semangat berjuang menghadapi kesulitan dalam hidup dan kehidupan. Kiranya perlu bercermin pada semangat usaha para pahlawan. Melalui semangat usaha yang berkobar, para satria berhasil merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Dirgahayu Hari Pahlawan 10 November.

Pasti Dapat Perjalanan Panjang ( Bab Tiga )

Ringkasan bab satu dan dua : Rusdi pulang ke kampung halamannya di Sumani. Ia  menggunakan sepeda motor dan membonceng istrinya, Salmina. Namun ketika hingga di Ombilin, motornya berulah. Ban motor bab belakang kempes. Rusdi mengantarnya ke daerah tempel benen. Sementara menunggu motornya, Rusdi dan Salmina duduk di kursi panjang di samping sebuah warung seraya menghadap ke hamparan danau Singkarak. Ikuti dongeng selanjutnya di Perjalanan Panjang Bagian Ketiga!
  
 Rusdi pulang ke kampung halamannya di Sumani PASTI BISA Perjalanan Panjang ( Bagian Tiga )
Ilustrasi perjalanan panjang (pexels.com)

Keliling danau Singkarak dengan memakai sepeda? Sulit dilakukan untuk belum dewasa seusia Sekolah Menengah Pertama zamannow!. Berkeliling danau Singkarak akan menempuh jarak lebih kurang 45 kilometer. Itu bukanlah jarak yang dekat.

Anak-anak zaman kini seakan sudah malas untuk bergerak. Jangankan memakai sepeda untuk jarak yang cukup jauh. Ke warung depan rumah yang tak begitu jauh jaraknya saja mesti memakai motor.

“Mau pesan minum apa, pak?”

Seorang gadis kecil, anak pemilik warung di sebelah tiba menghampiri. Bangku daerah duduk di pinggiran danau ini pastilah buatan pemilik warung di sebelah.

Rusdi melirik Salmina yang duduk di sampingnya.

“Teh botol saja, mas…” ujar Salmina paham maksud lirikan suaminya.

Rusdi mengangguk membuktikan setuju. Sebenarnya ia sangat ingin minum kopi. Tapi kali ini ia pendam keinginannya alasannya yakni ia tahu jikalau ketika ini duduk bukan di warung.

Dua teh botol sudah hingga di hadapannya. Rusdi dan istrinya segera menyeruput minuman dengan aroma teh cuek itu.

Rusdi kembali menoleh ke formasi bukit barisan di seberang danau nun jauh disana. Masih segar di pikiran Rusdi, ketika suatu ketika di Minggu pagi, ia sudah hingga di halaman rumah temannya. Ia berencana mengajak temannya untuk bersepeda mengelilingi danau Singkarak.

Tanpa disangka, abang kandung temannya itu melarang dan marah-marah pada Rusdi. Ia ngomel alasannya yakni Rusdi telah mengajak adiknya jauh-jauh pergi bersepeda. Bahkan abang wanita temannya itu menuding Rusdi tak tahu di untung.

Rusdi segera berbalik dan membatalkan rencananya untuk mengelilingi danau Singkarak. Namun gres beberapa meter ia menggenjot pedal sepedanya, seseorang telah memanggilnya dari arah belakang.

“Sudi…! Ayo, kita keliling danau!”

Rusdi berhenti dan menurunkan kaki kirinya lalu menoleh ke belakang. Ternyata Sukardi, temannya.

“Ayo, kita pergi!” ulang Sukardi.

“Nanti dimarahi kakakmu,” tukas Rusdi.

“Ah, semoga saja, yuk kita jalan..!”

Ternyata pagi itu, teman-teman lainnya juga ikut mengelilingi danau Singkarak. Rombongan belum dewasa mengendarai sepeda untuk mengelilingi danau Singkarak persis menyerupai pebalap Tour de Singkarak.

Pemandangan alam danau Singkarak tidak banyak yang berubah. Air danau masih tampak membiru membiaskan warna langit biru di sore yang cerah. Bukit-bukit di sebelah barat masih bangun kokoh sebagai latar belakang pemandangan indah danau Singkarak.

Rusdi melirik ke arah istrinya yang sedari tadi juga membisu seraya memandang ke tengah danau. Di mata Rusdi, istrinya masih tampak elok meskipun sudah melahirkan lima orang anak. Meskipun di wajahnya sudah mulai muncul goret-goret halus membuktikan ketuaan.

“Mas, benen motor kita mungkin sudah siap ditempel ya, mas?” Salmina mengingatkan.

“Iya, kali. Yuk kita susul ke bengkel tempel benen,”  ujar Rusdi seraya merongoh dompet dan membayar minumannya. Kemudian berjalan menuju daerah tempel benen motornya.(Bersambung…)

Tuesday, 26 February 2019

Pasti Dapat Momentum Kecil Menyambut Hgn 2018

Momentum kecil dalam menyambut hgn 2018 – Setiap 25 November diperingati Hari Guru Nasional (HGN). Meskipun peringatan HGN tinggal dua ahad lagi namun melalui artikel pendidikan ini akan disajikan sedikit pernak-pernik wacana guru dan murid  alumni di sekolah kawasan admin bertugas.

 November diperingati Hari Guru Nasional  PASTI BISA Momentum Kecil Menyambut HGN 2018
Salah satu foto jadul guru di sekolah (doc.matarpendidikan.com)

Penulisan artikel ini berawal dari sebuah foto jadul yang diterbitkan melalui WA oleh seorang rekan kerja. Foto itu kemudian diunggah melalui akun facebook admin matrapendidikan.com.

Unggahan foto jadul guru-guru tersebut menerima respon nyata dari facebooker, terutama murid alumni dan guru yang ada di foto.

Sekadar menghangatkan nuansa dan menyambut HGN, foto jadul yang diunggah dalam facebook tersebut akan dijadikan gambar pendukung artikel pendidikan ini.

Foto guru berfose di bab depan sekolah dibentuk Juni 2000.  Foto yang dicetak dengan kertas terbaik pada zamannya, memang telah buram oleh perjalanan waktu. Namun diyakini benar, bagi guru-guru yang ada di foto tersebut, khusus yang masih hidup kini ini tentunya, foto itu  tidak akan pernah buram.

Guru yang ada di foto tersebut akan terharu melihat dirinya pada masa 18 tahun silam. Sementara itu facebooker alumni sekolah telah merespon foto jadul itu dalam bentuk jempol like maupun komentar.

Mereka umumnya masih ingat dengan guru yang ada di foto maupun yang tak sempat berfoto pada masa dua dekade silam.

Guru boleh saja lupa pada nama atau wajah muridnnya alasannya ialah memang sudah banyak jumlahnya. Atau alasannya ialah perjalanan waktu yang sudah cukup panjang. Namun murid yang pernah diajar oleh seorang guru, tak kan pernah lupa.

Mungkin nama lengkap sang guru sempat terlupa oleh murid, namun panggilan sehari-hari guru tersebut pasrti mereka ingat.

Di sisi lain, alumni sekolah atau mantan murid di suatu sekolah akan bertanya bagaimana keadaan guru yang dulu mengajar mereka. Kemudian mereka mendoakannnya. Agar guru-guru mereka tetap dalam keadaan sehat wal’afiat.

Keingintahuan murid wacana keadaan guru mereka sekaligus mendoakannya. Sudah barang tentu, ini menjadi salah satu pujian guru.
Sebaliknya kepada para murid yang sudah terjun ke tengah masyarakat dan sudah menjadi insan mandiri. Doa guru ialah biar mereka juga sehat dan wal’afiat serta sukses dalam menjalani hidup dan kehidupan.

Dirgahayu Hari Guru Nasional 2018.