Setiap orang renta berharap semoga sekolah bisa memperlihatkan pendidikan terbaik bagi anaknya, sehingga anaknya kelak akan menjadi orang sukses menyerupai yang diimpikannya. Namun, banyak orang renta tidak mengetahui cara mengukur apakah anaknya di sekolah menerima pendidikan yang terbaik atau tidak.
Untuk itulah, orang renta perlu mengetahui indikator keberhasilan pendidikan di sekolah terhadap anaknya. Indikator itu sederhana saja; dia bisa tampak dari kebiasaan sehari-hari anak-anak. Asal kita cermat mengamati dan menanyakan pada anak, maka kita akan pribadi bisa mengetahui keberhasilan pendidikan terhadap anak di sekolah.
Berikut cara mengenali gejala tersebut:
1. Semangat berkarya anak
Coba lihat bawah umur kita, apakah sehabis berguru di sekolah, dia kemudian aktif dalam berkarya. Misalnya, menulis, menciptakan prakarya, meriset, dan mempraktikan sains. Jika, iya, maka itu membuktikan pendidikan di sekolahnya sangat baik, dikarenakan telah bisa menumbuhkan semangat berkarya anak-anak. Itulah semangat yang timbul dari pendidikan yang bisa memotivasi anak berkarya.
Jadi, sekolah dengan pendidikan terbaik, bukan sekolah yang menciptakan bawah umur kita gemerlap dengan nilai bagus, tetapi tidak sanggup mengaktualisasikan ilmunya dengan karya. Pendidikan yang anggun ialah mendidikan yang bisa menciptakan anak termotivasi untuk mempraktikkan ilmunya dengan karya.
2. Efek psikologi-kognitif anak
Ya, pendidikan yang baik di sekolah ialah pendidikan yang bisa memperlihatkan dampak bagi anak, baik aspek kognitif, contohnya anak menjadi cerdas dan pintar. Atau dampak psikologis, yaitu anak menjadi lebih baik dan bijaksana. Jika sehabis sekolah bawah umur kita bertambah bakir dan baik, maka itu sekolah yang bagus. Anak-anak harus kita dukung untuk lebih ulet berguru di sekolah itu.
3. Dampak sosial
Artinya, sehabis bawah umur bersekolah, bawah umur tidak hanya tambah baik dan pintar, tetapi lebih dari itu, anak menjadi lebih bermanfaat bagi orang lain, keluarga, atau masyarakat. Anak-anak kemudian berperan aktif dalam kehidupan sosialnya, sehingga memperlihatkan dampak dalam kehidupan sosial.
Referensi: sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
No comments:
Post a Comment