Motivasi merupakan faktor yang berarti dalam pencapaian prestasi belajar. Dua pembangkit motivasi berguru yang efektif yakni keingintahuan dan keyakinan akan kemampuan diri. Setiap penerima didik mempunyai rasa ingin tahu. Guru perlu menyalurkan dengan cara antara lain mengajukan pertanyaan di luar kebiasaan.
Keyakinan akan kemampuan diri sanggup ditumbuhkan dengan yara menunjukkan kiprah yang sanggup mereka selesaikan. Guru perlu menunjukkan penguatan bahwa mereka niscaya bisa.
1. Kebermaknaan
Peserta didik akan termotivasi untuk berguru kalau acara dan materi berguru dirasa bermakna bagi dirinya. Kebermaknaan lazimnya terkait dengan bakat, minat, pengetahuan dan tata nilai penerima didik.
2. Pengetahuan dan keterampilan prasyarat
Peserta didik akan sanggup berguru dengan baik kalau beliau telah menguasai semua prasyarat baik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Oleh sebab itu, penerima didik akan memakai pengetahuan awalnya untuk menafsirkan info dan pengalamannya. Penafsiran itu akan membangun pemahaman yang dipengaruhi oleh pengetahuan awal. Dengan demikian, guru perlu memahami pengetahuan awal penerima didik untuk dikaitkan dengan materi yang akan dipelajarinya sehingga menciptakan berguru menjadi lebih bermakna.
3. Model
Peserta didik akan menguasai keterampilan gres dengan baik kalau guru memberi referensi sebagai model untuk dilihat dan ditiru.
4. Komunikasi terbuka
Peserta didik akan termotivasi untuk berguru kalau penyampaian dilakukan secara terstruktur. sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif penerima didik sehingga pesan pembelajaran sanggup dievaluasi dengan tepat.
5. Keaslian dan kiprah yang menantang
Peserta didik akan termotivasi untuk berguru kalau mereka disediakan materi, acara gres atau gagasan mumi/asli (novelty) dan berbeda. Kebaruan atau keaslian gagasan akan menambah konsenfrasi mereka pada pelajaran. Hal ini besar lengan berkuasa pada pencapaian hasil belajar. Konsentrasi juga sanggup bertambah bila mereka menghadapi kiprah yang menantang dan sedikit melebihi -kemampuannya. Sebaliknya bila kiprah terlalu jauh dari akan terjadi kecemasan, dan bila kiprah kurang dari kemanu)uannyaakan terjadi kebosanan.
6. Latihan yang sempurna dan aktif
Peserta didik akan sanggup menguasai materi pembelajaran dengan efektif kalau KBM menunjukkan acara latihan yang sesuai dengan kemampuan, dan mereka sanggup berperan aktif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
7. Penilaian tugas
Peserta didik akan memperoleh pencapaian berguru yang efektif kalau kiprah dibagi dalam rentang waktu yang tidak terlalu panjang dengan frekuensi pengulangan yang tinggi.
8. Kondisi dan konsekuensi yang menyenangkan
Peserta didik akan berguru dan terus belajar, kalau kondisi berguru dibentuk menyenangkan, nyaman dan jauh dari sikap yang menyakitkan perasaan mereka. Belajar melibatkan perasaan. Suasana berguru yang menyenangkan akan diharapkan sebab otak tidak akan bekerja optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan. Perasaan bahagia biasanya akan muncul bila berguru diwujudkan dalam bentuk permainan, khususnya pada pendidikan usia dini. Selanjutnya bermain sanggup dikembangkan men-jadi eksperimental yang lebih tinggi.
9. Keragaman Pendekatan
Peserta didik akan berguru kalau mereka diberi kesempatan untuk menentukan dan memakai aneka macam pendekatan dan sfrategi belajar. Pengalaman berguru tidak hanya berorientasi pada buku teks, tetapi juga sanggup dikemas dalam aneka macam acara mudah menyerupai proyek, simulasi, drama, dan/atau penelitian, atau pengujian.
10. Mengembangkan bermacam-macam kemampuan
Peserta didik akan sanggup berguru secara optimal kalau pengalaman berguru yang disajikan sanggup berbagi berbagai. kemampuan menyerupai kemampuan logis, matematis, bahasa, musik, gerak tubuh (kinestetik) dan kemampuan inter maupun intra personal. Tiap penerima didik mempunyai lebih dari satu kecerdasan yang mencakup kecerdasan: musik, gerak tubuh (kinestetik), logika-matematika, bahasa, ruang, intra pribadi, danantar pribadi. Sekolah perlu menyediakan aneka macam pengalaman berguru yang memungkinkan kecerdasan itu berkembang; sehingga anak dengan aneka macam kecerdasan yang berbeda sanggup terlayani secara optimal.
11. Melibatkan sebanyak mungkin indera
Peserta didik akanv menguasai hasil berguru dengan optimal kalau dalam belajai dimungkinkan memakai sebanyak mungkin indera untuk berinteraksi dengan isi pembelajaran.
12. Keseimbangan pengafuran pengalaman belajar
Peserta didik akan menguasai materi pembelajaran kalau pengalaman berguru diatur sedemikian rupa sehingga mereka mempunyai suatu refleksi penghayatan, kesempatan untuk menciptakan mengungkapkan, dan mengevaluasi apa yang beliau pelajari. Pengalaman berguru hendaknya juga menyediakan proporsi yang seimbang antara proteksi info dan penyajian terapannya.
Memikirkan ulang (refleksi) apa yang sedang dipikirkan. atau apa yang sedang dikerjakan menpakan acara penting dalam memantapkan pemahaman. Proses pikir ulang ini akan terjadi bila pemahaman yang dihasilkan dikomunikasikan dan ditanggapi dengan wujud diskusi (interaksi).
Refleksi sanggup juga terjadi bila guru sering mengajukan pertanyaan seperti: "Mengapa kau beropini menyerupai itu?" Mengingat berguru yakni proses membangun pemahaman mereka, maka mereka perlu diberi waktu yang memadai untuk melakukanproses itu. Artinya, berikan waktu yang cukup untuk berpikir saat mereka menghadapi masalah. Memberikan kesempatan kepada mereka untuk berguru artinya menunjukkan kesempatan untuk membangun sendiri gagasannya.
No comments:
Post a Comment