Sunday, 29 September 2019

Jadi Bakir Antara Nuzulul Quran Dan Lailatul Qadar


Antara Nuzulul Alquran dan Lailatul Qadar. Lailatul Qadar ialah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam Al Qur'an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dan juga diperingati sebagai malam diturunkannya Al Qur'an. Deskripsi perihal keistimewaan malam ini sanggup dijumpai pada Surat Al-Qadar, surat ke-97 dalam Al Qur'an.

Menurut Prof. Dr. HM. Quraish Shihab, MA, kata Qadar (قﺩﺭ) sesuai dengan penggunaannya dalam ayat-ayat Al Qur'an sanggup mempunyai tiga arti yakni:

  1. Penetapan dan pengaturan sehingga Lailat Al-Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Penggunaan Qadar sebagai ketetapan sanggup dijumpai pada surat Ad-Dukhan ayat 3-5 : Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam, dan sebetulnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang penuh hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami
  2. Kemuliaan. Malam tersebut ialah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia lantaran terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran. Penggunaan Qadar yang merujuk pada kemuliaan sanggup dijumpai pada surat Al-An'am (6): 91 yang berbicara perihal kaum musyrik: Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat
  3. Sempit. Malam tersebut ialah malam yang sempit, lantaran banyaknya malaikat yang turun ke bumi, ibarat yang ditegaskan dalam surat Al-Qadr. Penggunaan Qadar untuk melambangkan kesempitan sanggup dijumpai pada surat Ar-Ra'd ayat 26: Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya)

Lailatul Qadar sanggup juga kita artikan sebagai malam pelimpahan keutamaan yang dijanjikan oleh Allah kepada umat islam yang berkehendak untuk mendapat bab dari pelimpahan keutamaan itu. Keutamaan ini menurut nilai Lailatul Qadar sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Keistimewaan

Dalam Al Qur'an, tepatnya Surat Al Qadar malam ini dikatakan mempunyai nilai lebih baik dari seribu, bulan .97:1 Pada malam ini juga dikisahkan Al Qur'an diturunkan, ibarat dikisahkan pada surat Ad Dukhan ayat 3-6. 44:3

Terdapat pendapat yang menyampaikan bahwa terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada 10 malam terakhir bulan Ramadan, hal ini menurut hadits dari Aisyah yang menyampaikan : " Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan bulan berkat dan dia bersabda, yang artinya: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Romadhon" " (HR: Bukhari 4/225 dan Muslim 1169).

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Lailatul Qadar kemungkinan akan "diwujudkan" oleh Allah pada malam ganjil, tetapi mengingat umat islam memulai awal puasa pada hari atau tanggal yang berbeda, maka umat islam yang menghendaki untuk mendapat keutamaan Lailatul Qadar sanggup "mencarinya" setiap malam. Agar kita yang menghendaki "mendapatkan" Lailatul Qadar, maka berbuka puasalah "sekedarnya" saja semoga tubuh tidak "menjadi berat" dan malas serta menjadi alasannya ialah ngantuk dan gampang tertidur, sehingga yang kita inginkan untuk mendapat Lailatul Qadar tidak membuahkan hasil.

  1. Al Qur’an diturunkan ke langit dunia pada malam Lailatul Qodr kemudian diturunkan dengan cara berangsur-angsur sepanjang kehidupan Nabi saw sehabis dia diutus di Mekah dan Madinah. Banyak para ulama yang menyampaikan bahwa pendapat inilah yang paling benar
  2. Al Qur’an diturunkan ke langit dunia pada 20 malam Lailatul Qodr atau 23 atau 20 atau 25, sebagaimana adanya perbedaan pendapat perihal lamanya Rasulullah saw menetap di Mekah sehabis diutus di setiap malam lailatul qodr diturunkan sejumlah tertentu sesuai dengan ketetapan Allah swt setiap tahunnya kemudian turun sehabis itu secara berangsur-angsur di seluruh tahunnya, demikianlah pendapat Fakhrur Rozi dan dia sendiri tidak beropini perihal apakah pendapat ini atau pendapat pertama yang lebih utama.
  3. Al Qur’an diturunkan pertama kali pada malam Lailatul Qodr kemudian diturunkan sehabis itu dengan cara berangsru-angsur pada waktu yang berbeda-beda, demikianlah pendapat Sya’bi.
  4. Al Qur’an diturunkan dari Lauh Mahfuz sekaligus dan malaikat-malaikat penjaga menurunkannya secara berangsur-angsur kepada jibril selama 20 malam kemudian Jibril menurunkannya secara berangsur-angsur kepada Nabi saw selama 20 tahun. Ini ialah pendapat yang aneh. (Fatawa al Azhar, VII/469)

Adapun yang menjadi dasar kaum muslimin didalam memperingati Nuzulul Qur’an pada tanggal 17 Ramadhan dimungkinkan lantaran pada tanggal itu diturunkannya ayat pertama dari surat al Alaq kepada Nabi Muhammad saw,

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ . الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ . عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir didalam kitabnya ”Al Bidayah wa an Nihayah” menukil dari al Waqidiy dari Abu Ja’far al Baqir yang menyampaikan bahwa awal diturunkannya wahyu kepada Rasulullah saw ialah pada hari senin tanggal 17 Ramadhan akan tetapi ada juga yang menyampaikan tanggal 24 Ramadhan. Wallahu A’lam...

Referensi : Dr. M. Quraish Shihab, M.A. | Tafsir Maudhu'i atas Berbagai Persoalan Umat | Mizan, Bandung

No comments:

Post a Comment