Makalah Model Integrasi Ilmu Dan Upaya Membangun Landasan Keilmuan Islam (Survey Literatur terhadap Pemikiran Islam Kontemporer). Awal munculnya pandangan gres perihal integrasi keilmuan dilatarbelakangi oleh adanya dualisme keilmuan antara ilmu-ilmu umum di satu sisi dengan ilmu-ilmu agama di sisi lain.
Dikhotomi ilmu yang salah satunya terlihat dalam dikhotomi institusi pendidikan - antara pendidikan umum dan pendidikan agama - telah berlangsung semenjak bangsa ini mengenal sistem pendidikan modern. Dikhotomi keilmuan Islam tersebut berimplikasi luas terhadap aspek-aspek kependidikan di lingkungan umat Islam, baik yang menyangkut cara pandang umat terhadap ilmu dan pendidikan, kelembagaan pendidikan, kurikulum pendidikan, maupun psikologi umat pada umumnya.
Berkenaan dengan cara pandang umat Islam terhadap ilmu dan pendidikan, di kalangan masyarakat Islam berkembang suatu kepercayaan bahwa hanya ilmu-ilmu agama Islam-lah yang pantas dan layak dikaji atau dipelajari oleh umat Islam, terutama bawah umur dan generasi mudanya. Sementara ilmu-ilmu sekuler dipandang sebagai sesuatu yang bukan pecahan dari ilmu-ilmu yang layak dan patut dipelajari.
Cara pandang dengan memakai perspektif oposisi biner terhadap ilmu secara ontologis ini, lalu berimplikasi juga terhadap cara pandang sebagian umat Islam terhadap pendidikan. Sebagian umat Islam hanya memandang lembaga-lembaga pendidikan yang berlabel Islam yang akan bisa mengantarkan bawah umur dan generasi mudanya mencapai cita menjadi Muslim yang sejati demi mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sementara itu, lembaga-lembaga pendidikan "umum" dipandang sebagai forum pendidikan sekuler yang tidak aman mengantarkan bawah umur dan generasi
A. Konsepsi perihal Ilmu-ilmu Ke-Islam-an
Berusaha memahami konseps ilmu-ilmu ke-Islam-an, pertama-tama harus dilacak terlebih dahulu pengertian dan hakikat ilmu secara umum. Pengertian dan hakikat ilmu semenjak usang menjadi materi polemik di kalangan filosof dan ilmuwan. Bahkan dalam konteks bahasa Indonesia, istilah "ilmu" seringkali dikacaukan dengan istilah "pengetahuan". Itulah sebabnya menjadi tidak gampang menawarkan definisi "ilmu". Yuyun Suriasumantri, mengartikan ilmu sebagai pengetahuan yang memiliki.
B. Hakikat Integrasi Keilmuan Ke-Islam-an
Menyusun dan merumuskan konsep integrasi keilmuan tentulah tidak mudah. Apalagi banyak sekali upaya yang selama ini dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi tinggi Islam, terutama di Indonesia, dengan cara memasukkan beberapa jadwal studi ke-Islam-an diklaim sebagai pecahan dari proses integrasi keilmuan. Dalam praktek kependidikan di beberapa negara, termasuk di Indonesia, integrasi keilmuan juga mempunyai corak dan jenis yang beragam. Lagi pula merumuskan integrasi keilmuan secara konsepsional dan filosofis, perlu melaksanakan kajian filsafat dan sejarah perkembangan ilmu, khususnya di kalangan pemikir dan tradisi keilmuan Islam.
C. Model-model Integrasi Keilmuan
Merumuskan model-model integrasi keilmuan secara konsepsional memang tidak mudah. Hal ini terjadi lantaran banyak sekali pandangan gres dan gagasan integrasi keilmuan muncul secara sporadis baik konteks tempatnya, waktunya, maupun argumen yang melatarbelakanginya. faktor yang terkait dengan gagasan ini juga tidak tunggal. Ada beberapa faktor yang terkait dengannya, yakni (1) sejarah perihal relasi sains
1. Model IFIAS
Model integrasi keilmuan IFIAS (International Federation of Institutes of Advance Study) muncul pertama kali dalam sebuah seminar perihal "Knowledge and Values",
2. Model Akademi Sains Islam Malaysia (ASASI)
Model yang dikembangkan oleh Akademi Sains Islam Malaysia (ASASI). muncul pertama kali pada Mei 1977 dan merupakan satu perjuangan yang penting dalam acara integrasi keilmuan Islam di Malaysia lantaran untuk pertamanya, para ilmuwan Muslim di Malaysia bergabung untuk, antara lain, menghidupkan tradisi keilmuan yang menurut pada pedoman Kitab suci al-Qur’an.
3. Model Islamic Worldview
Model ini berangkat dari pandangan bahwa pandangan dunia Islam (Islamic worldview) merupakan dasar bagi epistemoligi keilmuan Islam secara menyeluruh dan integral.
4. Model Struktur Pengetahuan Islam
Model Struktur Pengetahuan Islam (SPI) banyak dibahas dalam banyak sekali goresan pena Osman Bakar, Professor of Philosophy of Science pada University of Malaya.
5. Model Bucaillisme
Model ini memakai nama salah seorang ahlki medis Perancis, Maurice.Bucaille, yang pernah menggegerkan dunia Islam dikala menulis suatu buku yang berjudul "La Bible, le Coran et la Science”, yang juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
6. Model Integrasi Keilmuan Berbasis Filsafat Klasik
Model Integrasi Keilmuan Berbasis Filsafat Klasik berusaha menggali warisan filsafat Islam klasik. Salah seorang sarjana yang kuat dalam gagasan model ini yakni Seyyed Hossein Nasr.
7. Model Integrasi Keilmuan Berbasis Tasawuf
Pemikir yang populer sebagai penggagas integrasi keilmuan Islam yang dianggap bertitik tolak dari tasawwuf ialah Syed Muhammad Naquib al-Attas2, yang lalu ia istilahkan dengan konsep Islamisasi Ilmu Pengetahuan (Islamization of Knowledge).
8. Model Integrasi Keilmuan Berbasis Fiqh
Model ini digagas oleh Al-marhum Ismail Raji al-Faruqi4. Pada tahun 1982 ia menulis sebuah buku berjudul Islamization of Knowledge: General Principles and Work Plan diterbitkan oleh International Institute of Islamic Thought, Washinton.
9. Model Kelompok Ijmali (Ijmali Group)
Pendekatan Ijmali dipelopori oleh Ziauddin Sardar yang memimpin sebuah kelompok yang dinamainya Kumpulan Ijmali (Ijmali Group).
10. Model Kelompok Aligargh (Aligargh Group)
Model ini dipelopori oleh Zaki Kirmani yang memimpin Kelompok Aligargh University, India. Model Kelompok Aligargh menyatakan bahwa sains Islam berkembang dalam suasana ‘ilm dan tasykir untuk menghasilkan campuran ilmu dan etika. Pendek kata, sains Islam yakni sekaligus sains dan etika. Zaki Kirmani tetapkan model penelitian yang menurut berdasarkan wahyu dan taqwa. Ia juga membuatkan struktur sains Islam dengan memakai konsep paradigma Thomas Kuhn. Kirmani lalu menggagas makro paradigma mutlak, mikroparadigma mutlak, dan paradigma bayangan.
Makalah Model Integrasi Ilmu
No comments:
Post a Comment