Friday, 13 September 2019
Jadi Pintar Ada Apa Dengan Kita? Kok Menyombongkan Diri
Ada Apa Dengan Kita? Kok Menyombongkan Diri. Saudaraku, ketika kendaraan beroda empat glamor dan mulus yang kita miliki tergores, goresannya bagai menyayat hati kita. Saat kita kehilangan handphone di tengah jalan, separuh badan ini menyerupai hilang bersama barang pujian kita tersebut. Saat orang mengambil secara paksa uang kita, seolah terampas semua harapan.
Tetapi saudaraku, tak sedikitpun keresahan dalam hati ketika kita melaksanakan perbuatan yang melanggar perintah Allah, kita masih merasa hening meski terlalu sering melalaikan sholat, kita masih bangun tegak dan sombong meski tak sedikitpun infak dan shodaqoh tersisihkan dari harta kita, meski disekeliling kita bawah umur yatim menangis menahan lapar. Saudaraku, ada apa dengan kita?
Saudaraku, kata-kata kotor dan dampratan seketika keluar tatkala sebuah kendaraan beroda empat yang melaju kencang menciprati pakaian higienis kita. Enggan dan aib kita memakai pakaian yang terkena noda tinta meski setitik dan kita akan tanggalkan pakaian-pakaian yang robek, bolong dan menggantinya dengan yang baru.
Tetapi saudaraku, kita tak pernah ambil pusing dengan tumpukan dosa yang mengotori badan ini, kita tak pernah merasa aib berjalan meski wajah kita penuh noda kenistaan, kita pun tak pernah tahu bahwa titik-titik hitam terus menyerang hati ini sampai saatnya hati kita begitu pekat, dan kitapun tak pernah mencoba memperbaharuinya. Saudaraku, ada apa dengan kita?
Saudaraku, kita merasa tidak dihormati ketika teguran dan sapaan kita tidak didengarkan, hati ini begitu sakit jikalau orang lain mengindahkan panggilan kita, terkadang kita kecewa ketika orang lain tidak mengenali kita meski kita seorang pejabat, pengusahan, kepala pemerintahan, tokoh masyarakat bahkan orang terpandang, kita sangat khawatir kalau-kalau orang membenci kita, dan berat rasanya ketika orang-orang meninggalkan kita.
Tetapi juga saudaraku, tidak jarang kita abaikan pesan yang tersirat orang, begitu sering kita tak mempedulikan panggilan adzan, tak bergetar hati ini ketika lantunan ayat-ayat Allah terdengar ditelinga. Dengan segala kealpaan dan kekhilafan, kita tak pernah takut jikalau Allah Yang Maha Menguasai segalanya membenci kita dan memalingkan wajah-Nya, kita pun tak pernah mau tahu, Baginda Rasulullah mengenali kita atau tidak di Padang Masyhar nanti. Kita juga, tak peduli melihat diri ini jauh dari kumpulan orang-orang sholeh dan beriman.
Saudaraku, tanyakan dalam hati kita masing-masing, ada apa dengan kita? Wallahu a'lam bishshowaab. (Bayu Gautama)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment