Sahabat Edukasi yang sedang berbahagia...
Pegawai Negeri Sipil memerlukan peningkatan kesejahteraan. Hal tersebut perlu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan birokrasi di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan seusai kegiatan bincang-bincang kegiatan NET TV, Jakarta, Rabu (24/12/2014).
Pegawai Negeri Sipil memerlukan peningkatan kesejahteraan. Hal tersebut perlu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan birokrasi di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan seusai kegiatan bincang-bincang kegiatan NET TV, Jakarta, Rabu (24/12/2014).
“Dengan peningkatan kesejahteraan, maka pelayanan birokrasi pendidikan dan kebudayaan harus sanggup terwujud sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan,” tutur Mendikbud.
Mendikbud menyampaikan dalam menerjemahkan kesepakatan memperlihatkan pelayanan yang baik dalam bidang pendidikan, harus ditermahkan menjadi aksi.
Komitmen, kata Mendikbud, tidak hanya disampaikan saja, tetapi harus benar-benar diterapkan. “Kalau hanya kesepakatan saja tanpa aksi, maka pelayanan birokrasi pendidikan yang baik tidak akan sanggup terwujud,” ujar Mendikbud.
Komitmen, kata Mendikbud, tidak hanya disampaikan saja, tetapi harus benar-benar diterapkan. “Kalau hanya kesepakatan saja tanpa aksi, maka pelayanan birokrasi pendidikan yang baik tidak akan sanggup terwujud,” ujar Mendikbud.
Pemberian pelayanan birokrasi pendidikan dan kebudayaan pun tidak terlepas dari penyiapan anggaran. Penganggaran tersebut, tutur Mendikbud, akan terus dilakukan pengawasan mulai dari perencanaan hingga dengan pengimplementasiannya. Hal itu perlu dilakukan, alasannya yakni berdasarkan Mendikbud ada banyak sekali keputusan cenderung merugikan negara ketika dalam proses pengambilan keputusan tersebut tidak diawasi.
“Perlu dibangun kesadaran, alasannya yakni hulu dilakukannya pencegahan penyimpangan ada di pendidikan. Kalau birokrasi pendidikan bersih, maka sekolah pun juga akan bersih,” pungkas Mendikbud. (Seno Hartono)
MENDIKBUD TERIMA ASPIRASI PERWAKILAN GURU TIK
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mendapatkan aspirasi perwakilan guru teknologi warta dan komunikasi (TIK). Mendikbud mendorong para guru mata pelajaran (mapel) TIK untuk mempunyai teladan pikir yang aktual dan mengakibatkan Indonesia sebagai tuan rumah teknologi.
“Jangan buat Indonesia sebagai negara konsumtif, tetapi jadikan Indonesia pemain dan produktif TIK,” katanya di Kemdikbud, Jakarta, Rabu (24/12/2014).
Para perwakilan guru TIK memberikan aspirasi terkait implementasi Kurikulum 2013 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014 yang mengatur tugas guru TIK/KKPI. Pada permen tersebut guru TIK dijadikan sebagai pembimbing dan fasilitator TIK bagi penerima didik, sesama guru, dan karyawan sekolah dalam membangun lingkungan TI yang sehat dan produktif di satuan pendidikan.
Mendikbud menyampaikan, ketika ini sedang dilakukan penilaian atas Kurikulum 2013 termasuk soal TIK. Nantinya, kata dia, akan dilihat kesesuaiannya sebagai pecahan perjuangan memperbaiki kurikulum. “Masukan bapak ibu guru ini konstruktif dan aplikatif alasannya yakni bapak ibu guru lah yang berada di ruang kelas,” katanya.
Perubahan atas perbaikan kurikulum, kata Menteri Anies, akan dilakukan secara sedikit demi sedikit termasuk penambahan atau pengurangan mata pelajaran. Menurut dia, hal ini dilakukan semoga pihak-pihak yang akan mengalami konsekuensi itu sanggup disiapkan. “Persoalannya yakni bagaimana belum dewasa kita sanggup mencar ilmu dengan baik dan para pengajar-pengajarnya juga ada solusi. Insya Allah akan kita kerjakan dengan cara bijaksana dan melindungi banyak sekali macam kepentingan,” katanya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Guru TIK dan KKPI Nasional (AGTIKKNAS) Wijaya Kusumah menyampaikan, perubahan dan peningkatan mapel TIK yang sesuai tuntutan zaman dilakukan dengan bukan menghapus mata pelajaran. Menurut dia, yang harus dilakukan yakni memperbarui materinya dan melatih guru-gurunya. “Kita tidak ingin selamanya menjadi konsumen di bidang TIK, tetapi produsen. Kalau mapel TIK dihapuskan maka bangsa kita hanya menjadi konsumen. Banyak juga sehabis mapel TIK dihapus para guru honorer dan swasta dirumahkan,” katanya.
Arif Rahman perwakilan guru TIK dari Depok, Jawa Barat berharap supaya pelajaran TIK atau KKPI kembali ke dalam mata pelajaran di kelas dan bukan sebagai bimbingan saja. “Mapel TIK ini sangat luar biasa bila dikembangkan,” katanya.
Syamsul Rijal, guru SMPN 6 Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan menyampaikan, dirinya diangkat menjadi guru TIK semenjak 2006 dari gugusan CPNS guru keterampilan. Meskipun bukan berlatar belakang TIK namun dipercaya untuk mengajar TIK . “Seiring berjalan waktu saya ikut sertifikasi dan diakui sebagai guru professional di bidang TIK,” katanya. Dia berharap semoga sanggup mengajar mapel TIK kembali.
Bambang Susetyanto, guru TIK SMPN 1 Gabuswetan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mengatakan, dirinya bersemangat memikirkan anak bangsa terutama di bidang TIK. Menurut dia, TIK bukan hanya sebagai alat saja melainkan sain yang perlu dipelajari dan perlu pola-pola cara penyampaiannya. “Seandainya TIK dihilangkan bagaimana dengan anak kami?” katanya. (Agung SW)
Referensi artikel : Kemdikbud RI
No comments:
Post a Comment